Unnamed Story

     Sore hari di kantor. Sepi. Cuma beberapa orang termasuk aku. Kulihat dia sedang merapikan dokumen-dokumen di mejanya. 2 orang yang tadinya ada di ruang tengah bergerak menuju dapur. Aku pun mendekatinya.
    "Lagi ngapain, Rin?" Dia menoleh. "Ini, ngerapiin dokumen pembayaran. Gak banyak eh ya." Salah satu pertanyaan bodoh yang kukatakan, sebab daritadi aku sudah menyimpulkan dia ngapain karena daritadi aku memperhatikannya. Aku pun mencoba bantu sebisanya.
    Gak sampai 5 menit, mejanya udah rapi. "Makasih, Rif," "Sama-sama, Rin." Dia pun bersiap pulang. "Buka dimana, Rin?" "Deket rumah aja paling, Rif. Kamu?" "Gak tau, palingan kemana-mana." "Eh, Rin..." Dia menoleh, "Iya..."

    And, it happens. I kiss her. Just a little kiss on her lip. Setelah itu berhenti. Dia pun terdiam. Aku juga diam. Aku segera mundur ke mejaku. "Kenapa gak dari dulu, Rif." Suaranya membuatku menoleh. "It took me a big deal of bravery. And I didn't have it. I just did, now." Tiba-tiba ada yang datang dari arah dapur kantor. Aku segera berlari keluar kantor. Entah kenapa, seiring lariku keluar kantor, terdengar banyak kebisingan. Semakin banyak. Begitu di luar kantor, aku melihat ke langit. Semuaya berputar, berputar, berputar sampai akhirnya............

     Mataku terbuka. Kulihat langit-langit kamarku. Kulihat ke sebelah kanan, ada karpet dan diatasnya berserakan beberapa barangku. Aku pun mengambil BB yang ada di sebelah kiriku unutk ngeliat jam. 10:03. Rupanya yang tadi hanya mimpi. Ah, kukira itu beneran terjadi. Dan, kupejamkan lagi mata ini, sambil nunggu adzan Dzuhur.


Komentar

Postingan Populer